Sunday, July 18, 2010

Ilmu Dan Belajar


Mukhtasar Ihya' Ulumuddin - Al-Imam Ghazali Hujjatul Islam Rahimullahu Anhu.



Di dalam Al-Quran terdapat banyak dalil tentang keutamaan ilmu. Di antaranya, firman Allah SWT:

" Nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa darjat ".
(Al-Mujadilah:11)

Ibnu Abas ra berkata bahawa para ahli ilmu mempunyai darjat-darjat di atas orang-orang mukmin sebanyak 700 darjat, jarak antara dua darjat adalah perjalanan 500 tahun. Allah SWT berfirman yang bermaksud:

" Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
(Az-Zumar:9)

Allah SWT juga berfirman yang bermaksud:

" Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah ahli ilmu ".
(Fathir:28)

Allah SWT berfirman yang bermaksud:

" Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya, kecuali orang-orang yang berilmu ".
(Al-Ankabut:43)

Rasulullah SAW bersabda:

" Para ahli ilmu adalah waris para Nabi ".

Rasulullah SAW bersabda:

" Manusia yang paling utama adalah orang mukmin yang alim (mengetahui) dan bermanfaat jika diperlukan. Jika ia tidak diperlukan, maka ia pun mencukupi dirinya ".

Nabi SAW bersabda:

" Imam itu telanjang dan pakaiannya adalah taqwa, perhiasannya adalah rasa malu, dan buahnya adalah ilmu ".

Nabi SAW bersbda:

" Manusia yang terdekat dari darjat kenabian adalah ahli ilmu dan ahli jihad. Adapun ahli ilmu, disebabkan mereka telah menunjukkan kepada orang-orang agama yang dibawa oleh para Rasul. Adapun ahli jihad, maka mereka berjihad dengan pedang-pedang mereka untuk membela agama yang dibawa oleh para Rasul ".

Nabi SAW bersabda:

" Orang berilmu itu adalah orang kepercayaan Allah di bumiNya ".

Nabi SAW bersabda:

" Pada Hari Kiamat yang memberi syafaat adalah Nabi-nabi, kemudian para ahli ilmu, kemudiann para syuhada ".

Fath Al-Mushili berkata:

" Bukankah orang sakit itu bila dilarang makan dan minum serta berubat akan mati? "Orang berkata, " Ya ". Fath al-Mushili berkata, " Begitu pula hati ". JIka ia tidak diberi hikmah dan ilmu selama tiga hari, maka ia pun mati. Ia telah berkata benar, kerana hidangan hati adalah ilmu dan hikmah, dan dengan itu ia hidup, sebagaimana hidangan tubuh adalah makanan dan minuman.

Barangsiapa kehilangan ilmu, maka hatinya sakit dan pasti mati. Ia tidak menyedarinya, kerana kesibukan-kesibukan dunia melumpuhkan perasaannya. Apabila kematian mengungkapkan kesibukan-kesibukan itu darinya, maka ia pun merasakan kepedihan yang sangat dan mengalami penyesalan yang tak berakhir. Itulah erti dari sabda Rasul SAW:

" Manusia itu tidur, maka jika mereka mati, barulah mereka bangun (sedar)".

Aadapun keutamaan ilmu ditunjukkan oleh sabda Rasul SAW:

" Sesungguhnya para malaikat merendahkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu kerana redha dengan apa yang dilakukannya ".

Nabi SAW bersabda:

" Kepergianmu untuk belajar satu bab ilmu lebih baik daripada solatmu sebanyak 100 rakaat ".

Abu Darda berkata:

" Barangsiapa berpendapat bahawa bepergian belajar ilmu BUKAN MERUPAKAN JIHAD, maka iapun telah mengalami kekurangan dalam pendapat dan akalnya ".

Adapun keutamaan pengajaran, maka hal itu ditunjukkan oleh Firman Allah SWT:

" Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab (iaitu):

" Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya ".

(Ali Imran:187)

Rasulullah SAW bersabda ketika membaca ayat ini:

" Tidaklah Allah memberi ilmu kepada orang alim (berilmu), melainkan Dia mengambil janji darinya sebagaimana Dia mengambil janji dari Nabi-nabi agar kamu menerangkannya dan tidak menyembunyikannya ".

Nabi SAW bersabda ketika mengutus Mu'adz ke Yaman:

" Petunjuk yang diberikan Allah kepada seseorang dengan perantaraanmu lebih baik bagimu daripada dunia dan segala isinya ".

Umar ra berkata:

" Barangsiapa menceritakan sebuah Hadis, lalu diamalkan, maka ia mendapat pahala seperti pahala amal itu ".

Mu'adz bin Jabal berkata mengenai pengajaran dan belajar ilmu dan meriwayatkannya secara marfuk:

" Belajarlah ilmu, kerana mempelajari ilmu kerana Allah adalah kebaikan dan menuntut ilmu adalah ibadah, kajiannya adalah seperti tasbih, penyelidikannya seperti jihad, pengajarannya adalah sedekah dan pemberiannya kepada ahliyah adalah pendekatan diri kepada Allah. Ilmu adalah penghibur di kala kesepian, teman di waktu mnyendiri dan petunjuk di kala senang dan susah. Ia dalah pembantu dan teman yang baik dan penerang jalan ke syurga ".

Allah mengangkat darjat orang-orang dengan ilmu, lalu menjadikan mereka dalam kebaikan sebagai pemimpin dan pemberi petunjuk yang diikuti, petunjuk dalam kebaikan, jejak mereka diikuti dan perbuatan-perbuatan mereka diamalkan.

Para malaikat ingin menghiasi mereka dan mengusap mereka dengan sayap-sayapnya. Setiap benda yang basah dan yang kering bertasbih bagi mereka dan memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan di laut dan binatang-binatangnya, haiwan-haiwan buas dan ternak di darat serta binatang di udara. Sebab ilmu menghidupkan hati dan menerangi pandangan yang gelap serta menguatkan badan yang lemah. Dengan ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang soleh serta darjat yang tinggi. Memikirkan ilmu sama dengan puasa dan mengkaji ilmu sama dengan solat malam. Dengan ilmu Allah ditaati dan diabdikan serta diEsakan. Dengan ilmu manusia berhati-hati dalam mengamalkan agama dan memelihara perhubungan 'kekeluargaan'. Ilmu adalah pemimpin dan amal adalah pengikutnya. Orang yang tidak mendapatkannya adalah orang yang sengsara.

Dari segi akal, jelaslah bahawa ilmu itu sesuatu yang utama, kerana dengan ilmu manusia sampai kepada Allah SWT dan menjadi dekat denganNya. Ia pun memperoleh kebahagiaan abadi dan kenikmatan yang kekal. Ilmu menimbulkan kemuliaan di dunia dan di akhirat. Dunia adalah tanaman akhirat. Maka, orang alim dengan ilmunya menanam bagi dirinya kebahagiaan abadi dengan mendidik akhlaknya sesuai dengan tuntutan ilmu. Barangkali pula dengan pengajaran ia menanamkan kebahagiaan abadi kerana ia mendidik akhlak orang-orang lain dan menyeru mereka kepada Allah SWT. FirmaNya yang bermaksud:

" Serulah manusia kepada Tuhanmu dengan Hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik ".
( An-Nahl:125)

Ia menyeru kepada 'Orang-orang khawas' dengan hikmah dan menyeru kepada orang-orang awam dengan nasihat-nasihat serta para pembangkang dengan bantahan . Maka ia menyelamatkan dirinya dan orang lain, DAN INILAH KESEMPURNAAN MANUSIA.

No comments:

Post a Comment