Thursday, July 22, 2010

KEISTIMEWAAN FATHIMAH AZ-ZAHRA


a. Ilmu Fathimah a.s

Fathimah a.s. dari semenjak lahir telah mempelajari ilmu pengetahuan dari sumber wahyu. Rahasia-rahasia ilmu pengetahuan yang dimilikinya adalah hasil diktean sang ayah dan ditulis oleh suaminya tercinta, Imam Ali a.s. Setelah itu, ia mengumpulkannya dalam bentuk sebuah mushaf yang akhirnya dikenal dengan nama Mushaf Fathimah a.s.

b. Mendidik Orang Lain

Dengan menjelaskan hukum dan pengetahuan-pengetahuan Islam, Fathimah a.s. telah berhasil memperkenalkan para wanita pada masa itu dengan kewajiban-kewajiban mereka. Fidhdhah, salah seorang murid dan hasil didikannya selama dua puluh tahun tidak berbicara kecuali Al Quran dan jika ia hendak menerangkan sesuatu, ia menjelaskannya dengan membaca ayat-ayat Al Quran.

Suatu hari seorang wanita menghadap Fathimah a.s. seraya bertanya: “Saya memiliki seorang ibu yang sudah tua dan sering mengerjakan shalat dengan keliru. Ia menyuruhku untuk bertanya kepada Anda berkenaan dengan permasalahan tersebut”. Ia pun menjawab pertanyaan tersebut. Wanita itu mengulangi pertanyaan yang sama sebanyak sepuluh dan ia pun menjawab setiap pertanyaannya tersebut. Akhirnya, wanita itu merasa malu dan berkata: “Saya tidak akan mengganggu Anda lagi”. Fathimah a.s. menjawab: “Tidak apa-apa. Datanglah kemari dan tanyakanlah segala permasalahanmu. Berapa kali pun engkau bertanya, aku tidak akan marah. Aku pernah mendengar ayahku bersabda: “Pada hari kiamat ulama pengikut kami akan dibangkitkan dan mereka akan dianugerahi kedudukan yang tinggi sesuai dengan kadar ilmu yang mereka miliki. Pahala mereka akan disesuaikan dengan kadar usaha yang telah mereka lakukan dalam memberikan petunjuk kepada hamba-hamba Allah”.

c. Ibadah Fathimah a.s.

Fathimah a.s. mengkhususkan sebagian waktu di malam hari untuk beribadah. Karena lamanya berdiri ketika mengerjakan shalat malam, akhirnya kakinya membengkak. Hasan Al-Bashri (wafat 110 H.) pernah berkata: “Tidak ada seorang pun dari umat ini dari segi zuhud, ibadah dan takwa yang melebihi Fathimah a.s.”.

d. Sebuah Kalung yang Penuh Berkah

Suatu hari Rasulullah SAWW duduk di masjid dan dikelilingi oleh para sahabat. Tidak lama kemudian seorang tua bangka dengan pakaian compang-camping datang menghampiri mereka. Usia tua dan kelemahan badannya telah merenggut segala kekuatan yang dimilikinya. Rasulullah SAWW menghampirinya seraya bertanya tentang keadaannya. Ia menjawab: “Wahai Rasulullah, aku adalah seorang papa dan lapar, berikanlah aku makanan. Aku telanjang, berikanlah kepadaku pakaian. Aku hidup menderita, tolonglah aku”. Rasulullah SAWW menjawab: “Aku sekarang tidak memiliki sesuatu (yang dapat kuberikan kepadamu). Akan tetapi, orang yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, sebenarnya ia juga memiliki saham dalam kebaikan tersebut”.

Setelah berkata demikian, Rasulullah SAWW menyuruhnya untuk pergi ke rumah Fathimah a.s. Ia pergi ke rumahnya dan sesampainya di sana ia menceritakan segala penderitaannya. Ia menjawab: “Aku pun sekarang tidak memiliki sesuatu (yang dapat kuberikan kepadamu)”. Setelah berkata demikian, ia melepas kalung yang dihadiahkan oleh putri Hamzah bin Abdul Muthalib kepadanya dan memberikannya kepada pria tua itu seraya berkata: “Juallah kalung ini, insya-Allah engkau akan dapat memenuhi kebutuhanmu”.

Setelah mengambil kalung tersebut pria tua itu pergi ke masjid. Rasulullah SAWW masih duduk bersama para sahabat kala itu. Pria tua itu berkata: “Wahai Rasulullah, Fathimah memberikan kalung ini kepadaku untuk dijual demi memenuhi segala kebutuhanku”. Rasulullah terisak menangis. Amar Yasir berkata: “Wahai Rasulullah, apakah Anda mengizinkan kalung ini kubeli?” “Siapa yang membelinya, semoga Allah tidak mengazabnya”, jawab Rasulullah SAWW singkat.

Amar Yasir bertanya kepada pria tua itu: “Berapa kamu mau menjualnya?” “Aku akan menjualnya seharga roti dan daging yang dapat mengenyangkanku, pakaian yang dapat menutupi badanku dan 10 Dinar sebagai bekalku pulang menuju rumahku”, jawabnya pendek.

Amar Yasir berkata: “Kubeli kalung ini dengan harga 20 Dinar emas, makanan, pakaian dan kuda (sebagai tungganganmu pulang)”. Ia membawa pria tua itu ke rumahnya, lalu diberinya makan, pakaian, kuda dan 20 Dinar emas yang telah disepakatinya. Setelah mengharumkan kalung tersebut dengan minyak wangi dan membungkusnya dengan kain, ia berkata kepada budaknya: “Berikanlah bungkusan ini kepada Rasulullah, dan aku juga menghadiahkanmu kepada beliau”.

Rasulullah SAWW akhirnya menghadiahkan kalung dan budak tersebut kepada Fathimah a.s. Fathimah a.s. mengambil kalung tersebut dan berkata kepada budak itu: “Aku bebaskan engkau di jalan Allah”. Budak itu tersenyum. Fathimah a.s. menanyakan mengapa ia tersenyum. Ia menjawab: “Wahai putri Rasulullah, kalung ini yang membuatku tersenyum. Ia telah mengenyangkan orang yang kelaparan, memberikan pakaian kepada orang-orang yang tak berpakaian, menjadikan orang fakir kaya, memberikan tunggangan kepada orang yang tidak punya tunggangan, membebaskan budak dan akhirnya ia kembali pemilik aslinya”.

3 comments:

  1. Keikhlasan dan ridho kepada segala ketentuan Allah, membuat orang lapar menjadi kenyang, orang fakir miskin menjadi kaya raya, orang bodoh (telanjang) menjadi berpakaian (Tawaqqal), menjadikan tunggangan (penunjuk arah) kepeda orang yang tak punya tunggangan (sesat), dan membebaskan budak (hamba nafsu) menjadi merdeka (Hamba Allah yang Ridho dan Allah meridhoinya).
    Sungguh dalam makna kisah teladan dari "cahaya islam" ummu Fatimah binti Rasulullah SAW ini,...
    Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
    Mantap bang admin, teruskan saling mengingatkannya...

    ReplyDelete
  2. Keikhlasan dan ridho kepada segala ketentuan Allah, membuat orang lapar menjadi kenyang, orang fakir miskin menjadi kaya raya, orang bodoh (telanjang) menjadi berpakaian (Tawaqqal), menjadikan tunggangan (penunjuk arah) kepeda orang yang tak punya tunggangan (sesat), dan membebaskan budak (hamba nafsu) menjadi merdeka (Hamba Allah yang Ridho dan Allah meridhoinya).
    Sungguh dalam makna kisah teladan dari "cahaya islam" ummu Fatimah binti Rasulullah SAW ini,...
    Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
    Mantap bang admin, teruskan saling mengingatkannya...

    ReplyDelete
  3. Keikhlasan dan ridho kepada segala ketentuan Allah, membuat orang lapar menjadi kenyang, orang fakir miskin menjadi kaya raya, orang bodoh (telanjang) menjadi berpakaian (Tawaqqal), menjadikan tunggangan (penunjuk arah) kepeda orang yang tak punya tunggangan (sesat), dan membebaskan budak (hamba nafsu) menjadi merdeka (Hamba Allah yang Ridho dan Allah meridhoinya).
    Sungguh dalam makna kisah teladan dari "cahaya islam" ummu Fatimah binti Rasulullah SAW ini,...
    Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
    Mantap bang admin, teruskan saling mengingatkannya...

    ReplyDelete