Thursday, July 22, 2010

Seabad Projek Cuci Otak Umat Islam


Nota MAJELIS TAUSIAH PARA KYAI & USTADZ INDONESIA's

Bila di masa lalu dan masa-masa Kolonialisme Barat atas dunia Islam, permusuhan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Kristen berbentuk fizikal, maka belakangan ini bentuk penghancuran terhadap Islam mengambil bentuk yang lebih bijak. Perang yang mereka lakukan bukan lagi perang angkat senjata, melainkan perang pemikiran.

Sepanjang sejarah peperangan fizikal antara Yahudi-Kristen dengan umat Islam, umat Islam lebih banyak tercatat mendapatkan kemenangan daripada kekalahan. Kerugian yang mereka alami tidak lagi terhitung. Hari ini saja dapat kita saksikan betapa kuat dan tegarnya umat Islam di Palestin, Afghanistan, Lebanon, dan belahan dunia Islam lain yang tengah berhadapan secara fizik dengan musuh-musuh mereka. Hujaman senjata malah semakin mudah membangkitkan militansi dan semakin mengobarkan semangat jihad.

Melihat kenyataan itu, musuh-musuh Islam, terutama Yahudi dan Nashrani semakin sadar bahawa melumpuhkan umat Islam hanya mengandalkan kekuatan senjata sia-sia belaka. Harus ada cara lain yang lebih ampuh, lebih tepat, dan lebih berbahaya bagi umat Islam. Dan mereka menemukannya dengan baik: perang pemikiran (ghazwul-fikr).

Pemikiran adalah dasar dari keyakinan (akidah). Keyakinan umat Islam yang begitu kuat terhadap ajaran agamanya adalah sumber dari segala kekuatan umat Islam. Perang-perang fizikal sejak zaman Rasulullah sampai sekarang dapat dihadapi umat Islam secara prima hanyalah disebabkan keyakinan (iman) yang begitu kuat. Tanpa itu mustahil ada kekuatan dahsyat dalam diri umat Islam yang tidak ditemukan pada yang lain. Berbagai teori ilmiah moden dapat membuktikan betapa hebatnya pengaruh fikiran dan keyakinan (the power of mind).



Oleh sebab itu, mereka kemudian mulai mengubah strategi menghadapi umat Islam. Samuel Zwimmer pada Persidangan Missionaris di Yerussalem menulis kertas kerja mengenai strategi baru ini sebagai berikut.

Misi utama kita sebagai orang Kristen bukan menghancurkan kaum Muslimin, namun mengeluarkan orang Islam dari Islam, agar jadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan terbuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam. Tujuan kalian adalah kaum penjajah, generasi yang malas, dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsunya.

Di dalam mata rantai kebudayaan Barat, gerakan misi mempunyai dua tugas: menghancurkan peradaban lawan (Baca: peradaban Islam) dan membina kembali dalam bentuk peradaban Barat. Ini perlu dilakukan agar Muslim dapat berdiri pada barisan budaya Barat hingga akhirnya muncul generasi Muslim yang memusuhi agama sendiri.

Melalui strategi baru ini, yang kini lebih difokuskan Yahudi-Nashrani untuk melumpuhkan umat Islam adalah bagaimana menyerang pikiran-pikiran umat Islam agar semakin lemah keyakinannya. Saat keyakinan umat Islam lemah, akan dengan mudah mereka dilumpuhkan. Tidak ada lagi tunjang yang kuat yang dapat mempertahankan amal-Islamiyah yang harus mereka kerjakan.

Ketika umat Islam telah diracuni oleh hedonisme dan materialisme, “pahala” dan “ampunan (maghfirah) Allah” yang diyakini umat Islam sebagai anugerah paling besar bagi perbuatan yang mereka lakukan segera akan hilang dalam ruang memori fikiran umat. Syurga dan neraka dianggap hanya bualan kosong kiai dan ustadz yang berceramah. Keyakinan yang mereka pegang kali ini adalah bahawa kesenangan dan segala ganjaran yang penting dan nyata hanyalah apa yang dirasakan di dunia ini: materi (wealth and satisfaction). Di luar itu hanya omong kosong.

Keyakinan Islam sebahagian besar dibangun oleh hal-hal ghaib. Allah, syurga-neraka, pahala-siksa, akhirat, takdir, malaikat, wahyu, dan sebagainya. Semuanya tidak pernah secara langsung dapat ditangkap alat indera. Hanya fikiran yang dapat menyimpan dan mereproduksinya dengan baik. Fikiran yang menyimpan keyakinan-keyakinan ghaib inilah yang membentuk sistem keyakinan umat Islam. Inilah yang melahirkan kekuatan besar umat Islam sepanjang sejarah.

Ketika gelombang materialisme dan hedonisme yang kasat mata melanda umat Islam, pada saat yang sama segala unsur keghaiban dianggap sebagai ilusi dan omong kosong. Iman sudah tidak akan ada lagi di dada. Perbuatan yang muncul pun sudah tidak mungkin lagi didorong oleh motivasi “pahala-dosa” “syurga-neraka” dan semisalnya. Segala perbuatan hanya akan muncul karena motivasi yang meterialistik dan hedonistik. Saat itulah sudah tidak akan ada lagi amal Islami.

Kalau umat Islam sudah tidak punya lagi motivasi ukhrawi, tidak akan ada lagi semua amal yang membahayakan musuh-musuh Islam. Bahkan akan dengan mudah umat Islam dibelokkan segala perbuatannya menjadi sama seperti apa yang dilakukan oleh musuh-musuhnya, Yahudi dan Nashrani. Di sinilah kebenaran abadi firman Allah Swt., Dan sekali-kali orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah ridha kepadamu sampai kamu mengikuti agama (millah) mereka (QS Al-Baqarah [2]: 120).


Sebarkan.

No comments:

Post a Comment