Thursday, July 22, 2010

Mengkhayal


Dari kitab Mukashafah Al-Qulub oleh Imam al-Ghazali.

Sabda Nabi SAW: " Aku khuatir dua hal menimpa kalian ; (1) Panjang angan-angan, dan (2) mengikuti hawa nafsu. Sesungguhnya angan-angan yang panjang bisa melupakan akhirat, dan mengikuti hawa nafsu bisa menghalangi kebenaran ".

Sabda Nabi SAW : " Aku menjamin tiga orang dengan tiga perkara; orang yang menekuni duniawi akan rakus terhadapnya, dan orang yang kikir terhadapnya akan ada tiga hal; (1) Fakir dan tidak pernah kaya, (2) selalu sibuk mengurusinya, dan (3) Kesusahan yang tiada rasa gembira di dalamnya ".

Hadis melalui Abu Darda' ra dia amat dekat dengan penduduk Hamah, ia berkata : " Apakah kamu tidak malu membangun apa yang kamu tempati! Melamunkan apa yang tidak kau dapati! dan mengumpulkan sesuatu yang tidak kamu makan!. Sesungguhnya orang yang sebelum kamu telah membangun kuat, mengumpulkan banyak harta dan mengkhayal terlalu jauh namun semua tempat bangunannya menjadi kuburan lamunannya menjadi tipuan dan harta yang dikumpulkan adalah kehancuran ".

Ali bin Abi Thalib k.w.berkata kepada Umar bin Khattab ra.: " Manakah kamu ingin bertemu dengan dua sahabatmu (Nabi SAW dan Abu Bakar ra.), tampal bajumu dan jahit sandalmu, sederhanakanlah keinginanmu dan makanlah di bawah ukuran kenyang ".

Nabi Adam as. berwasiat kepada puteranya Nabi Syits dengan lima perkara , dan kelak berwasiat juga terhadap anak cucunya setelah ia mati.

Pertama ; ia berkata kepada Syits; " Katakanlah kepada anak cucumu, janganlah kalian merasa tenteram terhadap dunia, sebab aku hanya tenteram dengan syurga yang kekal, namun Allah telah mengeluarkan aku.

Kedua ; ia berkata kepada Syits; " Katakanlah kepada anak mereka agar jangan bersikap mengikuti kesenangan wanita, sebab aku pernah bersikap menuruti isteriku dengan makan buah khuldi, namun yang ku dapat hanya penyesalan.

Ketiga; katakan pada mereka; setiap perbuatan yang hendak dikerjakan fikir dahulu akibatnya, kerana andai aku memikirkan akibatnya pasti yang menimpaku sekarang tidak akan terjadi.

Keempat; katakan pada mereka; bila mana hatimu goncang menghadapi sesuatu, jauhilah sesuatu itu, sebab ketika aku makan buah khuldi, hatiku tergoncang hebat. Akhirnya aku menyesal.

Kelima; bermesyuwaratlah bila memutuskan sesuatu perkara, sebab dulu andaikan aku bermesyuarat dengan para malaikat pasti tidak akan terjadi apa yang menimpaku ".

Imam Mujahid berkata: " Abdullah bin Umar ra. berkata kepadaku; " Bilamana kamu di pagi hari janganlah kau menceritakan diri di petang hari. Bila memasuki petang hari, janganlah kau ceritakan dirimu saat di pagi hari. Ambillah suatu dari hidupmu sebelum kau mati, dan sihatmu sebelum sakit; sebab kamu tidak tahu apa yang terjadi besok pagi ".

Sabda Nabi SAW terhadap para sahabatnya: " Apakah kalian menginginkan syurga! " Mereka menjawab: " Ya ". Beliau SAW bersabda: " Sederhanakanlah angan-anganmu dan malulah dengan sepenuh-penuhnya malu ". Mereka menjawab: " Kami selalu malu kepada Allah SWT ". Sabda Nabi SAW: " Bukan itu yang disebut malu, melainkan malu ialah ingat kuburan dan mati, bencana, menjaga perut dan isinya, kepala dan anggota badannya ".

Orang yang mengkehendaki kebaikan akhirat akan meninggalkan indahnya dunia. Inilah tempat orang yang bersikap malu dengan sepenuhnya malu terhadap Allah SWT. Lantaran itu seorang hamba akan memperoleh kasih sayangNya.

Nabi SAW bersabda: " Awal ketenteraman (soleh) generasi awal ialah mereka mengasingkan dari dunia dan yakin. Dan binasanya generasi kemudian ialah diakibatkan oleh bakhil dan panjang angan-angan.

Diriwayatkan melalui Ummil Mundzir ra., sesungguhnya ia menceritakan bahawa Nabi SAW mendekati orang-orang pada petang hari, beliau SAW bersabda: " Hai manusia, apakah kamu tidak malu kepada Allah! " Mereka bertanya: " Maksudnya bagaimana Ya Rasulullah? ". Sabda Nabi SAW " Ialah kamu mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, mengangan-angankan yang tidak mungkin terjadi dan membangun apa yang sudah engkau tempati ".

Dari Abi Sa'id Al-Khudri ra. berkata: " Usamah bin Zaid membeli hamba abdi dari Zaid bin Tsabit ra. dengan harga 100 dinar dengan tempoh pembayaran sebulan. Lalu aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: " Apakah kamu tidak hairan melihat Usamah yang membeli dengan tempoh sebulan. Usamah sudah memperpanjang angan-angannya, Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya, tak pernah kedua mataku memandang kecuali aku selalu berfikir bahawa keduanya tidak akan pernah bertemu sampai Allah mencabut nyawaku. Tak pernah aku mengangkat pandanganku sampai aku berfikir bahawa sesungguhnya aku akan meletakkan sampai nyawaku dicabut. Aku tidak pernah menelan sesuap makanan pun kecuali aku berfikir, bahawa tidak akan menelannya sampai aku tercekik mati lantaran makanan itu ".

Kemudian beliau SAW bersabda: " Wahai anak cucu Adam, kalau kamu bisa berfikir, perhitungkanlah dirimu di antara orang-orang mati. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya, sesungguhnya semua yang dijanjikan padamu pasti akan terjadi dan kamu tidak mampu menundanya.

Melalui Ibnu Abbas ra. bahawa Nabi keluar menuangkan air kemudian beliau mengusap dengan debu dan aku berkata pada beliau, Wahai Nabi, itu air sangat dekat ". Namun beliau bersabda: " Apa yang membuat aku tahu mungkin aku tidak menemukannya ".

Diriwayatkan; Sesungguhnya Nabi SAW mengambil tiga kayu. Beliau SAW mencacakkan di hadapannya dan satunya di sampingnya, dan kayu yang ketiga dijauhkan. Beliau bersabda: " Kamu mengerti apa ini!" Mereka menjawab, " Allah dan UtusanNya lebih mengerti ". Kemudian beliau SAW bersabda: " Yang ini manusia, ini ajalnya, dan yang ini angan-angannya. Semua anak cucu Adam as. pasti menghadapinya, yakni ajal, dan bukan angan-angan ".

Diceritakan; ketika Nabi Isa as. duduk-duduk, ada seorang tua tengah bekerja mencangkul tanah. Dia berkata: " Ya Allah, angkatlah angan-angan dari otaknya ". Kemudian orang tua tersebut meletakkan cangkul dan tidur. Ia berdiam sebentar, kemudian Isa as. berkata lagi: " Ya Allah, kembalikan angan-angannya ". Lelaki itu berkata; saat aku bekerja hatiku berkata pada diriku sendiri; " Sampai bilakah kamu akan bekerja! Padahal kamu orang yang sudah tua ". Maka aku melemparkan cangkul dan langsung tidur. Dan hatiku berkata lagi: " Demi Allah! Kamu harus bekerja selama kamu masih hidup! ". Akupun berdiri dan mencangkul lagi.


Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment